16.3.25

Kursi tak kasat mata - Dongeng


 Kursi Tak Kasat Mata dan Singa yang Jujur

Di tengah hutan yang riuh dengan gosip, muncul kabar tentang kursi ajaib yang bisa membuat siapa pun yang duduk di atasnya menjadi pemimpin seluruh hutan.

"Siapa pun yang duduk di kursi itu akan mendapat kekuasaan mutlak!" seru Kancil, si ahli tipu daya yang terkenal licik.

Para hewan pun heboh, ingin melihat kursi ajaib itu. Salah satu yang penasaran adalah Singa, pemimpin alami yang kuat dan bijaksana. Singa dikenal sebagai sosok yang jujur dan adil, sehingga banyak hewan mempercayainya.

Ketika semua tiba di tempat yang dimaksud, mereka hanya menemukan lapangan kosong tanpa kursi apa pun.

"Hah? Mana kursinya?" tanya Singa dengan alis mengernyit.

Kancil, yang sudah punya rencana licik, segera melompat ke atas batu besar dan duduk dengan angkuh.

"Ha! Hanya mereka yang layak memimpin yang bisa melihat kursi ini! Kalian tidak melihatnya? Oh, sungguh malang, berarti kalian tidak cukup pintar untuk jadi pemimpin," katanya dengan suara dibuat-buat.

Para hewan saling berpandangan. Tidak ada yang ingin terlihat bodoh, jadi mereka pun mulai berpura-pura melihat kursi itu.

"Oh, iya! Kursinya megah sekali!" seru Monyet.

"Wah, sandarannya dari emas!" kata Rusa.

"Aku juga ingin duduk!" teriak Gajah.

Namun, Singa tetap diam. Ia menatap Kancil dan bertanya, "Jadi, hanya yang bisa melihat kursi ini yang pantas memimpin?"

"Tentu saja!" jawab Kancil penuh percaya diri.

Singa menghela napas dan berkata lantang, "Kalau begitu, kalian semua sudah dibodohi. Tidak ada kursi di sini!"

Suasana hening seketika. Beberapa hewan mulai melirik satu sama lain, merasa ragu.

"Apa? Kau bilang kursinya tidak ada?" Kancil tertawa keras. "Jelas-jelas aku sedang duduk di atasnya! Atau... jangan-jangan kau iri karena tidak bisa melihatnya?"

Para hewan ikut tertawa. "Haha! Singa tidak bisa melihat kursinya! Berarti dia tidak layak memimpin!"

Singa tidak marah. Ia tetap berdiri tegak, memandang mereka dengan tenang. "Kejujuran memang sering kali ditertawakan, tetapi kenyataan tidak berubah hanya karena banyak yang mempercayai kebohongan."

Hewan-hewan masih menertawakan Singa, hingga akhirnya Angin kencang bertiup, membuat Kancil oleng dan hampir jatuh dari batu. Saat itu juga, semua sadar bahwa tidak ada apa pun di bawahnya.

"H-hei… kursinya… ke mana?" Monyet mulai panik.

"Kita... tertipu?" Rusa terbelalak.

Singa melangkah maju dan mengaum dengan gagah. "Kebenaran tidak membutuhkan kursi untuk terlihat berwibawa. Pemimpin sejati bukanlah mereka yang mengklaim kekuasaan dengan kebohongan, tetapi mereka yang dapat dipercaya tanpa perlu berpura-pura."

Semua hewan terdiam. Mereka yang tadi ikut tertawa kini malu sendiri. Kancil yang ketahuan menipu mencoba kabur, tapi kali ini tidak ada yang mempercayainya lagi.

Sejak hari itu, para hewan tidak lagi mudah tertipu oleh omong kosong. Mereka sadar bahwa kursi sejati bukanlah benda tak kasat mata, melainkan kejujuran itu sendiri—karena hanya dengan kejujuran, seorang pemimpin mendapat kepercayaan tanpa harus berpura-pura.


Moral cerita:

Kebohongan bisa menyilaukan banyak orang untuk sementara, tetapi kejujuran akan selalu menjadi dasar kepemimpinan yang sejati. Kekuasaan yang hanya didasarkan pada ilusi tidak akan bertahan lama.

Previous Post
Next Post

Author:

Blog Iqna

adalah blog yang berbagi informasi, tips, tutorial seputar android, windows, hiburan, game, dan Informasi menarik lainnya, Semoga Bermanfaat.