Di lautan luas, hiduplah seekor paus orca bernama Odi. Ia gagah, kuat, dan berenang lebih cepat dari kebanyakan ikan lain.
Namun, ada satu masalah: ia tidak dianggap sebagai bagian dari kelompok mana pun.
“Kamu bukan ikan seperti kami,” kata Kawanan Tuna.
“Tapi kamu juga bukan paus sejati seperti Paus Biru,” kata Paus Biru dengan suara dalam.
Bahkan Hiu Putih yang selalu tampak angkuh berkata, “Kamu terlalu ramah untuk jadi predator.”
Tak peduli ke mana ia pergi, Odi selalu dianggap ‘bukan bagian dari mereka.’
Lama-lama, ia merasa tidak punya tempat di lautan ini.
Bahaya Datang ke Lautan
Suatu hari, para nelayan mulai memasang jaring raksasa di perairan itu.
Awalnya, kawanan ikan tidak peduli. “Kami sudah biasa menghadapi jaring,” kata Ikan Kerapu.
Tapi kali ini berbeda. Jaringnya lebih besar dan lebih kuat!
Ikan-ikan mulai panik.
Hiu mencoba menggigit jaring… tapi gagal!
Paus Biru mencoba mendorongnya… tapi tetap tidak bergerak!
Mereka terperangkap.
Odi melihat itu dari kejauhan. Ia punya tubuh kuat dan otak yang cerdas.
Tapi… apakah mereka mau mendengarnya?
“Tidak peduli apakah mereka menganggapku bagian dari mereka atau tidak… aku tidak bisa diam saja.”
Menjadi Pahlawan di Tengah Keraguan
Odi menyelam cepat dan menggunakan ekornya untuk menciptakan arus kuat.
Jaring mulai bergoyang. Tapi belum cukup.
Lalu ia berenang berputar cepat di sekitar jaring, menciptakan pusaran air yang besar.
KRAKK!
Tali-tali jaring mulai melonggar!
Ikan-ikan kecil berhasil lolos!
Paus Biru dan Hiu bekerja sama dengan Odi, mendorong jaring dari sisi lain.
BREEEETT!!
Jaring akhirnya robek!
Semua ikan, hiu, dan paus berhasil melarikan diri.
Mereka semua terdiam, lalu menatap Odi dengan kagum.
Paus Biru yang bijaksana berkata, “Aku salah. Kau lebih dari sekadar paus atau ikan. Kau adalah penyelamat kita.”
Hiu yang sombong kini berkata pelan, “Aku belum pernah melihat kekuatan dan kecerdasan seperti itu.”
Bahkan Kawanan Tuna yang dulu menolaknya kini berkerumun di sekeliling Odi, “Terima kasih… Tanpa kamu, kami takkan selamat.”
Odi tersenyum. Ia tak butuh pengakuan. Tapi kini ia tahu…
Bukan tentang menjadi bagian dari kelompok tertentu.
Tapi tentang menjadi berguna bagi semua.
Moral Cerita:
Kadang dunia mencoba mengkotak-kotakkan kita. Tapi yang terpenting bukanlah masuk ke dalam satu kelompok, melainkan menjadi diri sendiri dan membawa manfaat untuk semua.