Bagian 1: Dino Anak Tengah yang merasa teraniaya
Di sebuah rumah yang penuh suara tawa, tangis, dan teriakan rebutan remot TV, hiduplah tiga bersaudara dengan kepribadian yang… yah, berwarna-warni.
Di antara mereka, ada Dino, si anak kedua. Umur 8 tahun. Punya jurus rahasia bernama “Aku juga ada, lho!” yang sayangnya... sering gagal total.
A. Dino yang Merasa Dianak-Tirikan
“Kenapa sih semuanya harus Raka lagi, Raka lagi!” gerutu Dino sambil manyun di pojok sofa.
Kakaknya, Raka (10 tahun), lagi dipuji ayah habis-habisan karena nilai ulangannya bagus.
“Wah, anak ayah emang hebat! Cerdas, jago matematika, dan rajin gosok gigi!”
Padahal Dino juga gosok gigi. Kadang. Kalau nggak lupa. Tapi nggak pernah tuh dipuji.
Belum selesai iri sama Raka, Lala si adik bungsu (5 tahun) tiba-tiba nyelonong masuk ke ruang tamu, pake baju kebalik dan rambut kayak habis dikejar ayam.
“Ih lucunyaaa anak mamaaa!” seru Ibu sambil nyium pipi Lala berkali-kali.
Dino cuma bisa nonton sambil megang celana bolongnya.
“Lah, aku juga lucu dong, Bu. Nih… Dino bisa joget!”
Dia langsung joget ala robot yang kesetrum. Tapi yang nonton? Nggak ada.
B. Dino yang Caper Tapi Gak Dianggap
Hari itu, Dino sudah punya rencana besar: mencuri perhatian seluruh isi rumah.
“Plan A: Main drama sakit.”
Dino pura-pura batuk sambil nempel kompres ke jidat.
“Hahuk... aku lemas, Bu... sepertinya Dino… kena angin dalem...”
Ibu lewat sambil bawa cucian. “Nanti habis makan siang, Ibu suapin bubur, ya.”
“Yey!” Dino senang. Tapi kemudian…
“Lala juga sakit, Bu. Tadi jatuh dari kursi!” Lala langsung rebahan di lantai seperti lele mati gaya.
“Oh no! Anak Mama kenapa ini?” Ibu langsung panik dan peluk Lala.
Dino? Masih di pojok sambil kompresan lepas.
“Plot twist-nya cepet banget, ya…” gumamnya.
C. Dino yang Paling Perhatian
Meski sering merasa seperti bayam di antara steak dan sosis, Dino sebenernya yang paling perhatian di rumah.
Waktu Raka nangis diem-diem karena pensil ulangannya patah, Dino yang kasih pensil favoritnya.
Waktu Lala pipis di celana pas lagi main, Dino yang ambilin celana ganti. Walau sempat salah ambil celana Raka, dan akhirnya Lala pakai celana bola bertuliskan “JUARA FUTSAL 2019”.
Dan saat Ibu kecapekan masak, Dino diem-diem cuci piring. Walau hasilnya… piring satu selamat, dua pecah.
“Aku tuh sayang kalian semua,” bisik Dino ke boneka ayamnya malam itu.
Tapi kenapa rasanya aku kayak karakter pendukung di sinetron keluarga sendiri?
Dino pun mulai merancang aksi besar—kalau jurus “Caper Biasa” gagal, mungkin saatnya pake jurus “Pergi dari Rumah dengan Gaya.”
Bagian 2: Transmigrasi yang Gagal Total
---
A. Dino yang Super Bandel Tapi Nggak Merasa
“Dinooo! Kamu lagi yang nyembunyiin remot TV, yaaa?!”
teriak Raka sambil muter-muter ruang tamu.
“Bukan aku!” Dino menjawab sambil duduk tenang di atas bantal… yang ternyata di bawahnya ada remot TV.
Dino itu tipe yang kalau lagi caper, otaknya auto aktif. Kadang ngelem stiker mata di semua buah di kulkas. Kadang juga nyelipin kecap ke dalam shampoo ayah. Pokoknya, kalau rumah ini punya suara latar, pasti banyak efek bunyi “BLOP!” “TENG!” dan “DUAAARRR!”
Tapi anehnya, Dino selalu merasa dia tuh korban.
“Kan cuma bercanda doang…” katanya sambil pura-pura sedih tiap dimarahin.
Padahal barusan bikin Lala nangis karena bilang ada hantu di bawah kasurnya. (Padahal cuma boneka Lala yang Dino tempel tisu biar mirip pocong.)
---
B. Dino Ngambek
Dan hari itu, Dino resmi ngambek nasional.
Karena…
1. Raka baru dapet hadiah komik karena nilainya bagus.
2. Lala baru dibeliin baju Frozen baru.
3. Dino baru dimarahin karena "Lala pipis di sofa, kok malah Dino yang kena marah sama Ayah?"
Dia pun masuk kamar, nutup pintu keras-keras, dan nulis surat:
> “Dear keluarga,
Dino pamit. Aku akan transmigrasi mencari keluarga alien baru yang lebih menghargai bakat dan kelucuanku.
Salam hormat,
Anak Tengah yang Terlupakan.”
Suratnya dilipet dan ditaro di meja makan, padahal ga ada yang baca karena ketumpuk koran diskon belanja.
---
C. Transmigrasi Gagal
Dino siap dengan ranselnya. Isinya:
1 bungkus ciki.
Mainan robot favorit.
Kaos cadangan.
Dan buku tabungan isi Rp 12.300.
Dia jalan ke pintu depan… lalu...
BLARRRR!!!
Petir menyambar. Hujan turun kayak siraman cinta yang ditolak.
“Eh. Nggak jadi.”
Dino buru-buru masuk lagi dan ngambek edisi lanjut di dalam kamar, sekarang sambil pakai jas hujan. Karena biar dramatis.
---
D. Kejutan dari Semua
Malam itu…
Dino dikagetkan oleh suara ketukan.
TOK TOK TOK.
Tiba-tiba pintu kamarnya dibuka pelan, dan di sana… berdiri Raka, Lala, Ayah, dan Ibu. Semuanya pake ikat kepala dari tisu, kayak lagi main drama.
“Selamat datang, Dino, anak paling disayang se-RT 07!” kata Ayah.
Ibu maju sambil bawa piring martabak dan susu coklat hangat.
“Maaf ya, kami terlalu sibuk mencintaimu... sampai kamu nggak sadar,” kata Ibu sambil senyum.
Lala langsung peluk Dino.
“Kak Dino tuh lucuuu, kayak boneka ayam di pasar malam!”
Raka garuk-garuk kepala, malu.
“Maaf ya, Din. Kamu tuh partner berantem favoritku. Gak seru rumah ini kalau gak ada kamu.”
Dino cuma bengong.
Mulutnya pengin senyum, tapi gengsi. Jadi dia jawab,
“Ya udah, gak papa… asal besok aku yang megang remot!”
---
E. Epilog: Kekacauan yang Bahagia
Besoknya?
Raka ngelem bulu mata palsu di kumis Ayah.
Lala mewarnai kulkas pakai krayon.
Dino ngumpetin sendok di pot bunga buat eksperimen rahasia.
Ayah dan Ibu?
Cuma bisa duduk di sofa sambil minum teh jahe, mencoba tidak pingsan.
Tapi…
Mereka semua tertawa, saling peluk, dan diam-diam bersyukur:
"Punya anak tiga memang bikin pusing... tapi ini rumah paling hidup di dunia."
(Tamat. Tapi... mungkin lanjut lagi kalau Dino bikin ulah baru.)
***
DISCLAIMER HAK CIPTA
Seluruh cerita pendek yang diposting di website www.iqbalnana.com merupakan karya orisinal yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku. Hak cipta sepenuhnya dimiliki oleh pemilik dan penulis situs ini.
Dilarang keras untuk:
1. Merepost (copy-paste) sebagian atau seluruh isi cerita ke platform lain tanpa izin tertulis dari pemilik situs.
2. Memperjualbelikan cerita ini dalam bentuk buku, e-book, video, audio, atau format lainnya tanpa izin resmi.
3. Menggunakan isi cerita untuk kepentingan komersial tanpa perjanjian dan persetujuan dari penulis.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dikenakan tindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku. Jika Anda menemukan kasus pelanggaran hak cipta terkait karya di website ini, silakan hubungi pihak pengelola situs untuk tindakan lebih lanjut.
Terima kasih telah mendukung karya orisinal dan menghormati hak cipta.
***